Jokowi(Hitam) Dan Prabowo(Putih).©Liputanberita21.com
LIPUTANBERITA21.COM - Pengamat Ekonomi Syariah Institut
Pertanian Bogor, Irfan Syauqi Beik, angkat suara terkait pencalonan presiden
dan wakil presiden yang akan bertarung di pilpres 2019 mendatang. Irfan
menyampaikan, siapapun pemimpin terpilih nanti, diharapkan mampu mendorong
sektor industri keuangan syariah. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia
dinilai akan semakin baik.
Berdasarkan dilansir dari
Merdeka.com Sabtu(11/8),Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
memutuskan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KM Ma'ruf Amin sebagai calon
wakil presiden untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Sementara pesaingnya,
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga secara resmi telah menggandeng
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga
Uno sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019.
"Saya melihat ada dua
yang harus dikerjakan di tiga tahun pertama siapapun yang nanti mempimpin. Tiga
tahun pertama itu, makanan halal sama pariwisata halal. Ini harus
digenjot," ungkapnya
Berdasarkan Rancangan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019, pemerintah telah
menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Ifan mengatakan, apabila
keduanya difokuskan pada pemimpin selanjutnya, maka ke depan akan mendorong
pertumbuhan ekonomi lebih baik.
"Misalkan bisa
optimalkan sektor riil ini dari makanan halal, pariwisata halal dan sebagiannya,
itu saya yakin ini bisa mendorong bahkan pertumbuahan ekonomi. Jadi saya yakin
kalau target ekonomi 7 sampai 8 persen tiap tahun, itu menurut saya sangat
mudah dicapai. Dengan cara apa? Dengan cara manfaatkan keuntungan ekonomi
syariah," paparnya.
Irfan mengatakan, industri
makanan halal hingga satu tahun ini, volume penjualan globalnya sudah mencapai
sekitar USD 3,7 triliun. "Kalau kita misalkan bisa manfaatkan 10 persen
saja, itu sudah dapet USD 370 miliar, itu lebih besar dari APBN. Jadi bayangin
10 persen saja pangsa pasar industri makanan halal itu udah bisa ningkatin PDB
kita hampir 4 persen," imbuhnya.
"Artinya kenapa
sekarang pertumbuhan ekonomi kita stagnan 5 persen? Karena kita tidak membidik
sektor-sektor itu di mana kita punya potensi untuk kita maksimalkan. Itu
masalahnya," sambung Irfan.
Silakan komentar dengan bahasa indonesia yang baik dan sesuai dengan topik pembahasan
EmoticonEmoticon