Logo Facebook ©2018 LIPUTANBERITA21.COM
2. Facebook Di Tuntut
Oleh pemegang saham
3. Penurunan saham
Facebook seret milik Twitter Cs
4. Penyebab nya
adalah dari Kuis Facebook
5. Cambridge
Analytica pernah terlibat di pemilu Indonesia
Hal mengejutkan ternyata Cambridge Analytica pernah mendarat ke Indonesia pada tahun 1999 silam hal ini berdasarkan pada catatan kinerja yang ditampilkan di situs resminya.
Hal yang mengejutkan lagi bahwa Cambridge Analytica pernah menulis beberapa indikator yang mempersulit proses kerjanya di Indonesia, seperti jumlah penduduk yang besar, beragamnya bahasa daerah yang digunakan, dan kondisi krisis ekonomi yang kala itu masih menyisakan cukup banyak masalah.
Liputanberita21.com
– Baru-baru ini ada kejadian yang mengejutkan dimana salah satu perusahaan
media raksasa yaitu facebook mengalami kebocoran 50 juta data pengguna sehingga Facebook saat
ini sedang mengalami kesulitan di kirakan pihak yang melakukan nya adalah dari Cambridge
Analytica, sebuah konsultan politik asal Inggris.
Penyebab kebocoran data facebook
sebesar 50 juta ini di karena kan ada suatu kuis-kuis yang tersebar di jejaringan
media facebook ini.Ilmuwan data Cambridge Analytica, Aleksandr Kogan, dituduh
menjadi aktor 'pencurian' tersebut.
Dari kebocoran data facebook tersebut
langsung di salah di gunakan kebocoran data facebook ini di curigai untuk
kepentingan politik, mulai dari kampanye referendum Uni Eropa di Britania Raya
hingga kampanye Donald Trump.
Skandal
Cambridge Analytica, yang melibatkan pencurian data pribadi penggunaan
Facebook, memicu naiknya popularitas tanda pagar (tagar) #DeleteFacebook di
Twitter sejak Selasa, 20 Maret 2018. Tagar tersebut pertama kali ditwit oleh
salah seorang pendiri WhatsApp, Brian Acton, dari akun Twitter atas namanya
yang belum terverifikasi.
Tagar #DeleteFacebook telah hampir
menyentuh angka 1.000 kali unggah pasca-twit pertamanya pada Selasa malam waktu
Amerika Serikat (AS), atau pagi hari waktu Indonesia bagian barat.
Berikut inilah 5 fakta mengkagetkan tentang
kebocoran data facebook:
1.
Mark Zuckerberg rugi sebesar Rp 123 triliun
Pendiri
sekaligus Ceo Facebook Mark Zuckerberg saat ini sedang mengalami kerugian yang
sangat besar yaitu sebesar Rp 123 Triliun penyebab nya adalah karena terjadi
nya kebocoran data facebook ,bayangkan di hari pertama aja Mark Zuckerberg
mengalami kerugian sebesar USD 5 miliar
atau setara dengan Rp 68,7 triliun pada hari Senin.
Semakin hari Mark Zuckerberg
mengalami kerugian kembali sebesar USD 4 miliar atau sekitar Rp 55 triliun
sehingga total kerugian nya adalah Rp 123 Triliun. Padahal, itu hanya berselang
sehari dari kabar terungkapnya kebocoran data Facebook.
Akibat kerugian yang di alami oleh
Mark Zuckerberg saat ini Mark Zuckerberg turun ke peringkat 6 sebagai orang
terkaya di dunia yang sebelum nya di peringkat 4.
2. Facebook Di Tuntut
Oleh pemegang saham
Dari kebocoran 50 juta data facebook,
Facebook mengalami kerugian sehingga para investor di facebook menuntut
perusahaan Facebook . Akibat kasus ini,
nilai Facebook terjun hampir mencapai USD 50 miliar pekan ini.
Salah satu investor Facebook yaitu Fan Yuan, Fan Yuan mendaftarkan tuntutan di salah satu pengadilan di San Fransisco kemari. Langsung ikuti oleh investor lain untuk menuntu Facebook indentitas nya masih di rahasiakan jumlahnya yang telah membeli saham Facebook sejak 3 Februari 2017 hingga 19 Maret 2018.
Tuntutan itu mengatakan bahwa Facebook telah melakukan pernyataan dan tindakan keliru. Facebook juga diklaim tidak mengumumkan pada pemegang saham mengenai kebijakan pengaksesan data miliaran penggunanya pada pihak ketiga.
"Sebagai akibat dari tindakan dan kelalaian terdakwa, serta penurunan nilai saham perusahaan, maka penggugat dan anggota lainnya telah mengalami kerugian yang signifikan,"Isi Tunturan Tersebut
Salah satu investor Facebook yaitu Fan Yuan, Fan Yuan mendaftarkan tuntutan di salah satu pengadilan di San Fransisco kemari. Langsung ikuti oleh investor lain untuk menuntu Facebook indentitas nya masih di rahasiakan jumlahnya yang telah membeli saham Facebook sejak 3 Februari 2017 hingga 19 Maret 2018.
Tuntutan itu mengatakan bahwa Facebook telah melakukan pernyataan dan tindakan keliru. Facebook juga diklaim tidak mengumumkan pada pemegang saham mengenai kebijakan pengaksesan data miliaran penggunanya pada pihak ketiga.
"Sebagai akibat dari tindakan dan kelalaian terdakwa, serta penurunan nilai saham perusahaan, maka penggugat dan anggota lainnya telah mengalami kerugian yang signifikan,"Isi Tunturan Tersebut
3. Penurunan saham
Facebook seret milik Twitter Cs
Akibat dari kebocoran 50 juta data
facebook saat ini Facebook mengalami kemerosotan . Ternyata penurunan nilai
saham ini facebook telah kehilangan valuasi USD 49,4 miliar atau Rp 679,92
triliun (Rp 13.763 per USD).
Sekarang nama baik Facebook bagi investor mulai menurun karena Kebocoran 50 data pengguna Facebook yang di akses oleh Cambridge Analytica alasan Cambridge Analytica mengakses 50 juta data pengguna facebook hanya untuk mempengaruhi suara dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016.
Menurunnya nilai saham Facebook juga turut berpengaruh pada saham perusahaan teknologi dan media sosial lain. Saham twitter dilaporkan merosot 10 persen sementara perusahaan induk Snapchat, Snap Inc. kehilangan tiga persen.
Sekarang nama baik Facebook bagi investor mulai menurun karena Kebocoran 50 data pengguna Facebook yang di akses oleh Cambridge Analytica alasan Cambridge Analytica mengakses 50 juta data pengguna facebook hanya untuk mempengaruhi suara dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016.
Menurunnya nilai saham Facebook juga turut berpengaruh pada saham perusahaan teknologi dan media sosial lain. Saham twitter dilaporkan merosot 10 persen sementara perusahaan induk Snapchat, Snap Inc. kehilangan tiga persen.
4. Penyebab nya
adalah dari Kuis Facebook
Facebook diduga mencuri data privasi
pengguna demi kepentingan pihak ketiga. Pencurian data tersebut dilakukan melalui
kuis-kuis yang seringkali muncul di aplikasi Facebook, seperti cara mengetahui
kepribadian seseorang, rezeki, sampai kapan jodoh datang.
Rupanya, kuis-kuis semacam itu memiliki masalah keamanan data. Sebabnya, kuis tersebut melibatkan pihak ketiga yang akan diberi akses kepada data pengguna. Salah satunya diberikan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik Inggris yang dituding mengeksploitasi data 50 juta pengguna Facebook.
Polemik mengenai kuis yang beredar di Facebook memang sudah sejak lama disebut bermasalah. Alasannya, sejumlah kuis Facebook dipakai mengecoh orang-orang untuk mendapatkan informasi pribadi mereka dan menghasilkan uang dari hal itu.
Informasi itu diungkapkan oleh Managing Director Keamanan Siber di Florida Center, Sri Sridharan. Menurutnya, kuis semacam ini kelihatannya memang tak berbahaya, tapi tak pernah diketahui siapa yang sebenarnya meminta informasi tersebut.
Rupanya, kuis-kuis semacam itu memiliki masalah keamanan data. Sebabnya, kuis tersebut melibatkan pihak ketiga yang akan diberi akses kepada data pengguna. Salah satunya diberikan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik Inggris yang dituding mengeksploitasi data 50 juta pengguna Facebook.
Polemik mengenai kuis yang beredar di Facebook memang sudah sejak lama disebut bermasalah. Alasannya, sejumlah kuis Facebook dipakai mengecoh orang-orang untuk mendapatkan informasi pribadi mereka dan menghasilkan uang dari hal itu.
Informasi itu diungkapkan oleh Managing Director Keamanan Siber di Florida Center, Sri Sridharan. Menurutnya, kuis semacam ini kelihatannya memang tak berbahaya, tapi tak pernah diketahui siapa yang sebenarnya meminta informasi tersebut.
5. Cambridge
Analytica pernah terlibat di pemilu Indonesia
Setelah Cambridge Analytica di tuduh
pencuri 50 juta data pengguna facebook yang saat ini menjadi pusat perhatian
dunia .
Hal mengejutkan ternyata Cambridge Analytica pernah mendarat ke Indonesia pada tahun 1999 silam hal ini berdasarkan pada catatan kinerja yang ditampilkan di situs resminya.
Tapi di sayangkan sampai saat ini
tidak ada yang mengetahui siapa yang menjadi klien yang menggunakan jasa Cambridge
Analytica di Indonesia , hasil penelitian ternyata Cambridge Analytica pernah
bekerja sama dengan partai besar yang ada di Indonesia sehingga menjadi sebuah
demo pada reformasi itu.
Hal yang mengejutkan lagi bahwa Cambridge Analytica pernah menulis beberapa indikator yang mempersulit proses kerjanya di Indonesia, seperti jumlah penduduk yang besar, beragamnya bahasa daerah yang digunakan, dan kondisi krisis ekonomi yang kala itu masih menyisakan cukup banyak masalah.
Silakan komentar dengan bahasa indonesia yang baik dan sesuai dengan topik pembahasan
EmoticonEmoticon