Liputanberita21.com - Selamat pagi sobat
maaf ya sudah dua hari ini Liputan berita 21 tidak memberikan informasi untuk
kalian, Kini Liputan Berita 21 kembali lagi yang akan membawakan informasi yang
bermanfaat untuk kalian.sebelumnya Liputan berita 21 telah memberikan informasi
yang berjudul sejarah asuransi di dunia dan di indonesia, Pasti kalian jika
mendengarkan kalimat asuransi pasti di pikiran kalian adalah bantuan yang
bermanfaat untuk kalian sendiri baik uang atau yang lainnya.
Pelajaran Asuransi sendiri bisa kita dapatkan di SMK yang jurusan di
Perbankan/Akuntansi. Dengan ada nya asuransi permasalahkan kita dapat di
ringkan, Karena asuransi merupakan Lembaga keuangan Non bank. Jenis-jenis
Asuransi ada banyak sekali salah satu nya adalah Asuransi Jiwa. Oh ya jika kalian
pengen tahu lebih jauh jenis-jenis asuransi nanti akan saya kasih tahu
informasi nya. baiklah untuk menghemat waktu kita langsung ke intinya Selamat
membaca
oh ya saya hampir lupa Sebelum kita ke inti nya sebaiknya kita mengetahun poin-poin di bawah ini:
- Nilai ekonomis yaitu suatu
nilai dimana hasil pendapatan setahun Anda rata-ratakan dalam setiap
bulannya. Atau bagi seorang pegawai adalah besarnya gaji bersih yang
dibawa pulang ke rumah. Untuk kepentingan uang pertanggungan, fokusnya
hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau tidaknya gaji tersebut.
- Adanya individu selain Anda
yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, misal istri, suami,
anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.
- Sangkutan dana pihak lain di
dalam aktivitas bisnis, misal pinjaman personal di luar utang bank atau
lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa.
Langsung
bagaimana cara menghitung uang pertanggungan dengan benar dan optimal?Silakan
simak di bawah karena Liputan Berita 21 akan mengasih penjabarannya
Baca Juga : Pengertian, Jenis - jenis, Manfaat Asuransi
Metode Human Life Value
Pada metode
Human Life Value ini, uang hasil asuransi jiwa akan di pertanggungan
secara mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan lamanya
dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhatikan faktor bunga
maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk
perbankan.
Metode Income Based Value
Metode
income based valu ini berbeda dengan metode yang di atas. Metode Income Based
Valule ini adalah menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya
bunga atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk
perbankan.
Metode Financial Needs Based Value
Metode
Financial Needs Based Value ini berbeda dengan 2 metode yang sebelumnya. Metode
Financial Needs Based Value ini membahas Besar uang pertanggungan memiliki
kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu saat ini (present
value) dikali dengan 150%. Lalu uang pertanggungan maksimal adalah sebesar uang
di masa mendatang (future value) dikali dengan 80%.
Metode ini
mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara bulanan atau
tahunan) untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future value)
dari kebutuhan keuangan tersebut.
Baca Juga : Dasar - Dasar Prinsip Asuransi
Metode ini
juga dapat dipakai bagi mereka yang berpenghasilan bulanan sangat besar.
Sehingga
kedua metode lain diatas tidak mungkin digunakan lagi, karena akan memberikan
jumlah uang pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang
pertanggungan disetujui oleh perusahaan asuransi).
Apakah dengan metode yang ada di atas sudah jelas jika belum simak contoh dari 3 metode di atas di bawah ini:
Contoh Kasus Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Seorang ayah
35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu rumah
tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal maka
besarnya uang pertanggungan adalah sebagai berikut.
1. Jika
menggunakan metoda Human Life Value, maka uang pertanggungan
asuransi jiwa adalah:
Rp 5.000.000
x 12 x 5 =Rp 300.000.000
Ini berarti,
jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun
(tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana).
2. Jika menggunakan metoda Income Based Value, maka uang
pertanggungan asuransi jiwa adalah:
(Rp
5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar
Mengapa
dibagi dengan 6 persen? Karena jika uang pertanggungan diterima, maka dana
tersebut ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti ORI
(Obligasi Ritel Indonesia), reksadana pendapatan tetap, bukan pada deposito.
Secara
historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi,
uang sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp
1 miliar x (6% / 12) = Rp 5 juta.
3. Jika menggunakan metoda Financial Needs Based Value, maka
pertanggungan asuransi jiwa adalah:
Nah metoda
ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal. Misalkan
biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta, maka 9 tahun lagi
biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12% setiap
tahunnya.
Jadi, uang
pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550
juta.
Atau kalau
ingin lebih murah bisa dengan uang pertanggungan Rp 275 juta, namun wajib
dengan melakukan kombinasi investasi pada reksadana saham sebanyak Rp 250 ribu
setiap bulannya, dengan target return sebesar 18% minimal
per tahun.
Selanjutnya, bagaimana cara terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa paling sesuai? Dalam hal pemilihan produk, tentu Anda akan memilih produk paling optimal.
Dalam kasus di atas, tentunya Anda harus mengetahui kisaran premi untuk masing-masing uang pertanggungan yang ada. Sehingga Anda dan keluarga mendapatkan manfaat terbaik yakni uang pertanggungan tinggi namun dengan pembayaran premi minimal.
Demikian artikel tentang Menghitung Uang Dari Asuransi Jiwa semoga
bermanfaat
Silakan komentar dengan bahasa indonesia yang baik dan sesuai dengan topik pembahasan
EmoticonEmoticon