Pasangan kakek dan remaja di Gowa. ©2017 Liputanberita21.com
Liputanberita21.com - Fenomena pernikahan beda usia yang cukup
jauh antara mempelai kembali terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sulaeman Daeng Ngampa (62), warga Kabupaten Gowa menikahi gadis
pujaannya yang masih belia, Diana (18), Minggu (16/7).
Setelah duduk bersanding dalam balutan busana pengantin ala Makassar disaksikan sanak saudara dalam pesta yang cukup ramai, kini sang pengantin beda usia itu resmi jadi suami istri. Keduanya berasal dari kecamatan berbeda di Kabupaten Gowa. Diana, remaja yang beranjak jadi gadis dewasa ini bersama orang tuanya tinggal di Dusun Moncongloe, Desa Paccellekang, Kecamatan Patalassang, sedangkan sang suami Sulaeman Daeng Ngampa, kakek lima anak itu tinggal di Desa Belapunranga, Kecamatan Parangloe.
Agak berjauhan memang domilisi keduanya, tetapi karena Sulaeman Daeng Ngampa yang disebut-sebut orang kalangan ada yang memiliki banyak sapi itu berteman baik dengan Daeng Caco, ayah dari Diana, Sulaeman pun kerap mengunjungi rumah Diana.
Kunjungannya untuk membeli alat-alat pertanian, karena Daeng Caco adalah seorang pandai besi atau dalam Bahasa Makassar disebut Padedde Berang. Dari kunjungan ke kunjungan inilah mengawali rajutan rasa cinta antara keduanya, Sulaeman yang baru setahun lalu ditinggal mati istrinya, sementara Diana remaja manis sehari-harinya membantu ibu tirinya, Daeng Isa mengurusi adik-adiknya.
Irnawati Daeng Baji (36), staf Desa Pacellekang yang mengurus izin nikah menjelaskan, awalnya yang datang ke kantor desa itu, Selasa (11/7) adalah Diana, calon mempelai perempuan didampingi kepala dusun untuk mengurus surat keterangan izin nikah dan surat keterangan asal orang tua.
Berkasnya dibawa untuk ditandatangani oleh Kepala Desa Paccellekang, H Zaenal Arifin Daeng Mangu untuk selanjutnya administrasinya diselesaikan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Patalassang. Keesokan harinya, Rabu (12/7), Diana datang lagi ke kantor desa bersama calon mempelai laki-laki untuk imunisasi dan suntikan KB buat pengantin dari bidan.
"Jadi Sulaeman dan Diana menikah, Minggu (16/7). Cukup ramai pestanya," tutur Irnawati Daeng Baji yang dikonfirmasi, Senin (17/7).
Irnawati sempat ke rumah Diana di Dusun Moncongloe, Desa Patalassang bersama sejumlah tamu, Senin pagi, (17/7). Kata Irnawati Daeng Baji, suasana di dusun itu pasca-pernikahan kakek dan remaja belia itu biasa-biasa saja. Sanak keluarga bergembira layaknya keluarga-keluarga lain usai menghelat pesta. Bahkan saat berbincang-bicang, Sulaeman kerap mencandai istri mudanya itu yang membuat sang istri muda tersipu-sipu.
"Memang Sulaeman itu sudah lanjut usia, tergolong sudah kakek-kakek tapi penampilannya masih terlihat rapi dan bersih jadi terlihat cocok saja berdampingan dengan istrinya," kata Irnawati.
Saat ditanya, bagaimana proses menyatunya cinta Sulaeman dan Diana ini, Sulaeman sempat bertutur bahwa mereka tidak didahului saling ungkap rasa suka, rasa cinta. Tercipta begitu saja karena kerap bertemu.
"Saya berteman dengan bapaknya Diana jadi kerap ke rumahnya untuk pesan alat-alat pertanian. Kalau datang, yang sajikan kopi itu Diana. Dari pertemuan-pertemuan itulah muncul perasaan suka, cinta tapi dari batin ke batin. Makanya waktu saya datang melamar, Diana juga langsung terima karena memang dia juga suka saya," tutur Irnawati mengulang ungkapan Sulaeman.
Ditambahkan, keluarga Diana sempat menolak lamaran sang kakek yang usianya berjarak 44 tahun dengan istri barunya ini. Tapi saat Diana ditanya langsung soal lamaran itu, Diana justru bersedia dan menerima lamaran itu sehingga resepsi pernikahan dilangsungkan tiga pekan setelah Lebaran.
Pernikahan beda usai sebelumnya juga pernah terjadi. Haji Nasir (63) seorang pengusaha sukses menikahi Milawati (18), warga Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Juli 2016 lalu, menyusul Tajuddin Kammisi (70), mantan Wakil Wali Kota Parepare yang juga asal Kabupaten Bone tepatnya di Kecamatan Bengo menikahi Andi Fitri (25), April 2017 lalu.
Sumber:Merdeka.com
Setelah duduk bersanding dalam balutan busana pengantin ala Makassar disaksikan sanak saudara dalam pesta yang cukup ramai, kini sang pengantin beda usia itu resmi jadi suami istri. Keduanya berasal dari kecamatan berbeda di Kabupaten Gowa. Diana, remaja yang beranjak jadi gadis dewasa ini bersama orang tuanya tinggal di Dusun Moncongloe, Desa Paccellekang, Kecamatan Patalassang, sedangkan sang suami Sulaeman Daeng Ngampa, kakek lima anak itu tinggal di Desa Belapunranga, Kecamatan Parangloe.
Agak berjauhan memang domilisi keduanya, tetapi karena Sulaeman Daeng Ngampa yang disebut-sebut orang kalangan ada yang memiliki banyak sapi itu berteman baik dengan Daeng Caco, ayah dari Diana, Sulaeman pun kerap mengunjungi rumah Diana.
Kunjungannya untuk membeli alat-alat pertanian, karena Daeng Caco adalah seorang pandai besi atau dalam Bahasa Makassar disebut Padedde Berang. Dari kunjungan ke kunjungan inilah mengawali rajutan rasa cinta antara keduanya, Sulaeman yang baru setahun lalu ditinggal mati istrinya, sementara Diana remaja manis sehari-harinya membantu ibu tirinya, Daeng Isa mengurusi adik-adiknya.
Irnawati Daeng Baji (36), staf Desa Pacellekang yang mengurus izin nikah menjelaskan, awalnya yang datang ke kantor desa itu, Selasa (11/7) adalah Diana, calon mempelai perempuan didampingi kepala dusun untuk mengurus surat keterangan izin nikah dan surat keterangan asal orang tua.
Berkasnya dibawa untuk ditandatangani oleh Kepala Desa Paccellekang, H Zaenal Arifin Daeng Mangu untuk selanjutnya administrasinya diselesaikan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Patalassang. Keesokan harinya, Rabu (12/7), Diana datang lagi ke kantor desa bersama calon mempelai laki-laki untuk imunisasi dan suntikan KB buat pengantin dari bidan.
"Jadi Sulaeman dan Diana menikah, Minggu (16/7). Cukup ramai pestanya," tutur Irnawati Daeng Baji yang dikonfirmasi, Senin (17/7).
Irnawati sempat ke rumah Diana di Dusun Moncongloe, Desa Patalassang bersama sejumlah tamu, Senin pagi, (17/7). Kata Irnawati Daeng Baji, suasana di dusun itu pasca-pernikahan kakek dan remaja belia itu biasa-biasa saja. Sanak keluarga bergembira layaknya keluarga-keluarga lain usai menghelat pesta. Bahkan saat berbincang-bicang, Sulaeman kerap mencandai istri mudanya itu yang membuat sang istri muda tersipu-sipu.
"Memang Sulaeman itu sudah lanjut usia, tergolong sudah kakek-kakek tapi penampilannya masih terlihat rapi dan bersih jadi terlihat cocok saja berdampingan dengan istrinya," kata Irnawati.
Saat ditanya, bagaimana proses menyatunya cinta Sulaeman dan Diana ini, Sulaeman sempat bertutur bahwa mereka tidak didahului saling ungkap rasa suka, rasa cinta. Tercipta begitu saja karena kerap bertemu.
"Saya berteman dengan bapaknya Diana jadi kerap ke rumahnya untuk pesan alat-alat pertanian. Kalau datang, yang sajikan kopi itu Diana. Dari pertemuan-pertemuan itulah muncul perasaan suka, cinta tapi dari batin ke batin. Makanya waktu saya datang melamar, Diana juga langsung terima karena memang dia juga suka saya," tutur Irnawati mengulang ungkapan Sulaeman.
Ditambahkan, keluarga Diana sempat menolak lamaran sang kakek yang usianya berjarak 44 tahun dengan istri barunya ini. Tapi saat Diana ditanya langsung soal lamaran itu, Diana justru bersedia dan menerima lamaran itu sehingga resepsi pernikahan dilangsungkan tiga pekan setelah Lebaran.
Pernikahan beda usai sebelumnya juga pernah terjadi. Haji Nasir (63) seorang pengusaha sukses menikahi Milawati (18), warga Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Juli 2016 lalu, menyusul Tajuddin Kammisi (70), mantan Wakil Wali Kota Parepare yang juga asal Kabupaten Bone tepatnya di Kecamatan Bengo menikahi Andi Fitri (25), April 2017 lalu.
Sumber:Merdeka.com
Silakan komentar dengan bahasa indonesia yang baik dan sesuai dengan topik pembahasan
EmoticonEmoticon